PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) menilai bisnis tambang batubara memiliki prospek bagus di Indonesia
JAKARTA – PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) menilai bisnis tambang batubara memiliki prospek bagus di Indonesia, karena langkah ini didukung kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah yang berbeda dengan di Australia.
“Di Australia, pemerintahnya sudah tidak mendukung lagi industri batubara, jadi banknya juga tidak akan memberikan fasilitas ini termasuk di Jepang,” kata Komisaris Utama (Komut) PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE), Noprian Fadli.
Pernyataan ini disampaikannya dalam ‘Public Expose Tahunan PT Techno9 Indonesia, Tbk’ di Hariss Suite Puri Mansion, Jakarta pada Rabu (30/4/2025).
Kondisi yang sama terjadi di Singapura lantaran pemerintahnya tidak mendukung bisnis tambang batu bara di negaranya. Hal berbeda dengan di Indonesia masih mempunyai kandungan batubara besar yang masih didukung pemerintahnya.
“Industri ini masih berkembang dan menjadi salahsatu langkah investasi Poh Group ke depan,” ujarnya.
Apalagi, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, ucap Noprian Fadli, mengeluarkan kebijakan Climate Change Accord yang merubah banyak bisnis perusahaan di Eropa dan China kembali ke tambang batubara.
“Tekanannya cukup tinggi, apalagi dari Ukraine War, itu membuat stabilisasi suplai gas dari Rusia ke Eropa menjadi terganggu,” tuturnya.
Dengan begitu kebutuhan energi di Eropa kembali akan dipenuhi batubara. Jadi, prospek bisnis tambang batubara dinilai masih baik 20 tahun sampai 30 tahun ke depan ketimbang di Australia dan Singapura.
“Saya cek gambaran mengenai itu dan motif kenapa kita menjadi pilihan utama untuk masuk di bisnis itu,” ujarnya.
Apalagi, Noprian Fadli mengutarakan pergerakan ekonomi di Indonesia lebih banyak didorong pertumbuhan industri komoditas. Jadi, pendorongnya adalah digital, minyak dan gas (migas), serta batubara.
“Kalau Indonesia mau mengurangi bisnis batubara pada 2040, saya tidak begitu yakin, karena global sudah berubah sudah ada Presiden Trump,” tuturnya.
Dengan begitu prospek bisnis batubara di Indonesia bisa berlangsung selama 20 tahun sampai 30 tahun.
Sebagai informasi sebanyak 70% saham Techno9 Indonesia sedang berjalan proses diakuisisi oleh Poh Group melalui Poh Resources untuk menjalankan bisnis tambang batubara di Tanah Air sekaligus merubah bisnis NINE ke tambang batubara dari teknologi informasi (TI).
“Terkait akuisisi tambang, prosesnya ini kita belum bisa sampaikan secara detil seperti apa karena ini sudah haknya Poh Group. Tentu kita tidak bisa mendahului. Kita akan selalu memberikan keterbukaan informasi prosesnya sejauh apa,” ujar Direktur Utama (Dirut) PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE), Nuzwan Gufron.
Noprian Fadli menambahkan Poh Group sudah mempunyai hitungan porsi saham yang akan dimiliki yaitu 70% dari saham-saham yang ada dari pemegang saham sebelumnya, diluar saham yang beredar di publik.
Informasi right issue tidak bisa diberikan secara rinci lantaran Techno9 Indonesia sebagai obyek dan Poh sebagai subyek. Poh sebagai aktif dan Techno9 sebagai fasilitator.
“Mereka masuk ke kita dan soft landing, kalau dapat approval (persetujuan), dampaknya besar sekali, kalau aset kita Rp3 triliun masuk dengan sebanyak Rp40 triliun, hitung saja berapa
Poh Group tidak hanya bergerak dalam tambang batubara, tapi teknologi informasi (TI) dan logistik. Keberadaan ini diharapkan bisa mendukung Techno9 Indonesia.
“Poh Group diharapkan menjadi holding-nya,” tuturnya.
Bisnis logistik dipunyai Poh Group, ucap Noprian Fadli, setelah berusia 70 tahun memiliki bisnis TI, tapi fokus untuk Techno9 Indonesia adalah batubara.
Kapan Right Issue I
Untuk mengakuisisi saham Techno9 Indonesia oleh Poh Group, ucap Noprian Fadli, akan dilakukan right issue I dan right issue II (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD) secepatnya setelah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“RI (right issue) kedua tahun depan, perkiraan saya sih yang realistis. Begitu right issue kedua kita harus RUPS (rapat umum pemegang saham) dulu lagi,” ucapnya.
Namun, Techno9 Indonesia mengaku berapa porsi yang akan dilakukan right issue 1 belum dapat disebutkan sampai sekarang. Begitupula kapan ini akan digelarnya, tapi akan diusahakan secepatnya, apalagi sempat mengalami suspensi 1,5 bulan berakibat kekhawatiran perusahaan.
“Nanti tentu akan disampaikan dalam bentuk keterbukaan informasi selanjutnya,” tuturnya.
Jajaran komisaris dan jajaran direksi ingin melakukan right issue secepatnya, yakni diajukan sekarang ke OJK yang ingin minta disetujui besok hari. Namun, banyak pertanyaan dari OJK yang dibarengi analisis.
“Targetnya Juli, tapi Juni optimistis bisa. Dulu malah Mei, cuma karena suspend,” ujar Nuzwan Gufron.
Untuk melakukan right issue akan diterbitkan prospektus oleh Techno9 Indonesia berisi rencana bisnis perusahaan, rasio saham yang dilepas, dan penggunaan dana. Langkah ini belum bisa dikemukakan perusahaan pada saat sekarang.
“Besaran sebesar 2,157 miliar lembar saham dengan nilai Rp80 miliar, maka harga pelaksanaannya akan Rp37 per lembar saham,” ucapnya.
Menyoal stabilitas harga saham NINE, ujar Noprian Fadli, adalah pemegang saham terbesar seperti Merry Kandou, AOF, dan Noprian Fadli. Dari perkembangannya dilihat harga saham meraih kenaikan.
“Karena, komposisi sebanyak 9.000 pemegang saham boleh terjadi supply and demand, jadi setiap pemegang saham memiliki kepentingan yang harus dimengerti,” ucapnya.
AOF akan menjaga situasi harga stabil, langkah ini menjadi penting pada saat dilakukan Mandatory Trading Offer (MTO).
“Ini logika dan rasional bukan emosional,” ujarnya.
Right issue terdapat aturan yakni awal hingga akhir yakni pengajuan, proposal right issue, perhitungan, dan struktur. Langkah ini memerlukan izin dari para pemegang saham untuk membuat prospektus supaya mendapat persetujuan OJK.
“OJK pasti akan melindungi semua kepentingan investor dan pemangku regulator, jadi wasit benar antara investor dan manajemen. Manajemen akan mengikuti apa yang menjadi keinginan investor,” tuturnya.
Noprian Fadli mengungkapkan harga saham Techno9 Indonesia pernah hanya senilai Rp5, tapi ini sempat melonjak hingga Rp300. Kenaikan harga sahamnya diinginkan berjalan normal dan proses legitimasi sesuai aturan.
“Kita nggak mau hanky pangky, kita nggak mau aneh-aneh, karena kita di sini membawa kepentingan foreign (asing),” tuturnya.
AOF juga akan bertindak sebagai standby buyer, ujar Noprian Fadli, untuk menjamin kepastian pembelian kepada para pemegang saham bahwa dana yang dibutuhkan Techno9 Indonesia untuk melanjutkan kesinambungan right issue 2.
“Kalau belum ada penggunaan dana belum ada right issue kedua,” ucapnya.
Dana AOF sudah dibayarkan sepenuhnya kepada penunjangnya, khusus right issue I akan digunakan mengurangi beban perusahaan, tapi standby buyer juga AOF. Itu tahap kesinambungan dan keseriusan.
Noprian Fadli meneruskan penjelasan aksi jual beli yang dilakukan AOF terhadap saham NINE dapat ditemui dalam prospektus right issue yang dapat dibuka ke publik. Penjualan ini untuk kepentingan MTO, karena kalau harga tidak terkontrol akan sulit mengambil keputusan dengan baik.
“Itu bukan asal-asalan, tapi sudah di-review oleh OJK,” ucapnya.
RHB Securitas sudah ditunjuk sebagai transaction adviser dan transaction arranger, sehingga leading dalam proses ini. Setiap perusahaan dapat pertanyaan, maka ini langsung dijawab di hari berikutnya.
“Ada pertanyaan dari pasar langsung dijawab, bisa menjadi channel lain dan channel resmi,” tuturnya.
Tantangan Perusahaan
Sementara itu Nuzwan Gufron mengungkapkan sejumlah tantangan dihadapi perusahaan ini sepanjang 2024. Langkah diakui menjadi penyebab perusahaan mengalami penurunan kinerja pada tahun lalu dibandingkan tahun sebelumnya.
“Gejolak di internal perusahaan, adanya perubahan pemegang saham dan lain sebagainya, sehingga kita tidak optimal untuk melakukan kegiatan aktivitas,” ucapnya.
Tantangan-tantangan yang dimaksud seperti perpajakan dan leadership yakni kepemimpinan perusahaan yang kosong. Jadi persoalan operasional, pemasaran, bisnis strategik tidak mencapai target.
“Tapi kita langsung hubungi network-network (jaringan-jaringan) untuk recovery, tapi butuh waktu dan proses,” ucapnya.
Namun, ini membutuhkan waktu dan proses yang dibantu oleh Poh Group ke depannya.
Berbagai persoalan gejolak di internal sudah berhasil diatasi Techno9 Indonesia. Apalagi, susunan pemegang saham Techno9 Indonesia mengalami perubahan akibat Poh Group masuk perusahaan tersebut.
“Alhamdulillah sekarang juga sudah mulai bagus, tetapi sekali lagi dengan adanya ke depan,” ujar Nuzwan Gufron.
Nuzwan Gufron mengungkapkan Techno9 Indonesia sedang melakukan sinkronisasi dengan Poh Group untuk menjalankan apa bentuk bisnisnya. Saat ini perusahaan sedang menunggu arahan dari Poh Group.
Dia mengaku efektif sebagai dirut PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) sejak 31 Oktober 2024. Dari hal ini bisa memperoleh penerimaan pelanggan sebanyak Rp6 miliar pada tahun lalu, meskipun turun akibat gejolak internal perusahaan dan perubahan pemegang saham, sehingga belum optimal untuk aktivitas.
“Sekarang aktivitas sudah bagus,” ucapnya.
Berdasarkan informasi di situs resmi Techno9 Indonesia terlihat kinerja keuangan anjlok pada 2024 ketimbang 2023. Pencapaian ini sudah diaudit kantor akuntan publik (KAP) dengan wajar dalam semua hal.
“Secara kinerja kita mengalami penurunan, tapi berharap dengan pemegang saham baru, Poh Group, akan memperbaiki kinerja perusahaan secara keseluruhan,” ujarnya.
Dari hal ini ditunjukkan pendapatan Techno9 Indonesia anjlok dari Rp14,77 miliar pada 2023 menjadi Rp9,02 miliar pada 2024.
Namun, kondisi ini diiringi dengan penurunan beban pokok pendapatan menjadi Rp7,02 miliar pada 2024 dari Rp10,92 miliar pada 2023.
Kinerja lain dari keuangan yang jatuh dari Techo9 Indonesia pada 2024 adalah laba kotor dari Rp3,85 miliar pada 2023 menjadi Rp1,95 miliar pada 2024. Walaupun, perusahaan memperbaiki berbagai tantangan yang dihadapinya.
“Kita tidak membagikan laba bersih perusahaan, karena perusahaan mengalami kerugian,” tuturnya.
Laba Tahun Berjalan
Begitupula beban usaha Techno9 Indonesia mengalami kenaikan menjadi Rp9,4 miliar pada 2024 dari Rp8,4 miliar pada 2023. Karena, banyak tantangan yang mesti diselesaikannya.
Namun, perusahaan mencapai kenaikan laba operasi perusahaan, laba sebelum pajak, dan laba tahun berjalan.
Hal ini terdiri dari laba operasi meroket ke Rp7,45 miliar pada 2024 dari Rp4,96 miliar pada 2023.
Selanjutnya, laba sebelum pajak melonjak dari Rp5,15 miliar pada 2023 menjadi Rp7,76 miliar pada 2024. Masalah pajak sudah diselesaikan, sehingga 2024 membengkak.
Terakhir, laba tahun berjalan menanjak menjadi Rp6,04 miliar pada 2024 dari 4,05 miliar pada 2023. Namun, kinerja operasional Techno9 Indonesia yakni total aktivitas operasional perusahaan turun dari Rp1,9 miliar pada 2023 menjadi Rp1,1 miliar pada 2024.
Hal yang sama terjadi pada total kas dan bank dari perusahaan melorot ke Rp1,42 miliar pada 2024 dari Rp1,8 miliar.
“Keputusan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) telah menyetujui laporan keuangan,” ujar Nuzwan Gufron
Noprian Fadli mengemukakan penurunan kinerja perusahaan dinilai wajar, karena kalau pemegang saham utama dan dirut tidak pernah akan mengalami penurunan kinerja. Performance perusahaan per Juni hanya membukukan pendapatan hanya sebesar Rp1 miliar lebih.
“Pada akhir Desember 2024 kita pernah menyampaikan ke public inhouse Rp13 miliar setelah dilakukan perhitungan secara audit lengkap, mereka hanya mau mengakui Rp9 miliar,” tuturnya.
Kondisi ini dinilai bagus lantaran Techno9 Indonesia menyukai keterbukaan, maka perusahaan memperoleh tanpa opini. Langkah sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkannya.
Nuzwan Gufron mengungkapkan laporan keuangan Techno9 Indonesia telah dimasukkan pada Rabu (30/4/2025) pagi. Hal ini bisa dilihat pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kemudian, pemegang saham juga menyetujui penambahan modal perseroan 2,157 miliar lembar saham atau 100% modal yang disetorkan dengan menerbitkan right issue.
Dana ini digunakan bagi penyelesaian masalah modal kerja dan perseroan dan akuisisi tambang batubara. Proporsi dan komposisi menunggu persetujuan OJK.
“Akan disampaikan dalam keterbukaan informasi selanjutnya,” ucapnya.
Hasil RUPSLB lainnya adalah memberikan hak subsitusi pemegang saham untuk melakukan tindakan yang diperlukan sehubungan dengan right issue. Kemudian, persetujuan perubahan modal kerja dari 52,66% menjadi 62,26% dan service point dari 32 menjadi 22.
Pada kesempatan itu juga dilakukan pergantian komisaris independen dari Hulman Panjaitan kepada Venantius Agung Passinoraga, karena diberhentikan dengan hormat. Dia mendampingi komut Noprian Fadli.
“Pak Hulman adalah dosen, sekarang proses guru besar, takut kesibukan perusahaan, jadi mengundurkan diri,” tuturnya.
“Pak Agung pertimbangannya pemegang saham, karena basic-nya keuangan dan auditor, kita banyak proses keuangan seperti right issue.
Venantius Agung Passinoraga menambahkan dia menjadi komisaris independen setelah komisaris independen sebelumnya diberhentikan dengan hormat, karena kesibukan beliau untuk proses menjadi guru besar.
“Kemudian, mereka membutuhkan seorang akuntan yang bisa meningkatkan akuntabilitas, nggak tahu prosesnya jatuh ke saya. Pengalaman saya sudah pernah menjadi komisaris independen dan melakukan audit di sejumlah perusahaan,” ujarnya.
“Saya akuntan tambang. Saya mengawal proses hukumnya sesuai dengan aturan yang berlaku sangat luar biasa bagi pemegang saham.”
Untuk jajaran direksi tidak terjadi perubahan yakni dirut Nuzwan Gufron didampingi direksi masing-masing Irwan Dharma Kusuma dan Merry Kandou. (adm)