Sinergi, Kolaborasi Ekonomi dan Keuangan Menuju Indonesia Emas 2045

DEPOKPOS – Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2024, yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dengan dukungan dari pemerintah, menjadi ajang yang sangat dinantikan dalam upaya mendorong percepatan transformasi digital di sektor ekonomi dan keuangan Indonesia. Acara ini tidak hanya menjadi tempat untuk bertukar ide dan wawasan, tetapi juga merupakan forum penting bagi para pemangku kepentingan untuk membahas dan mencari solusi terhadap tantangan yang dihadapi dalam era digital ini. FEKDI 2024 diadakan dengan tujuan utama untuk mengeksplorasi bagaimana teknologi dapat diintegrasikan ke dalam berbagai aspek ekonomi, sehingga menciptakan pertumbuhan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan mampu bersaing di kancah global.

FEKDI 2024 bertujuan untuk mempercepat adopsi teknologi digital di berbagai sektor ekonomi, termasuk sektor keuangan, perdagangan, dan industri. Transformasi digital dianggap sebagai jalan utama untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia, mengingat bahwa negara-negara di seluruh dunia tengah beralih ke teknologi digital untuk mendorong inovasi dan efisiensi. Dalam konteks ini, FEKDI berperan penting sebagai platform untuk mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, termasuk regulator, pelaku industri teknologi, akademisi, dan masyarakat umum, guna berbagi wawasan dan strategi dalam menghadapi tantangan di era digital.

Pada tahun 2024, acara ini menekankan pentingnya integrasi teknologi digital untuk meningkatkan inklusi keuangan. Inklusi keuangan telah menjadi salah satu prioritas nasional, terutama dalam upaya memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat terhadap layanan keuangan. Dengan meningkatnya penggunaan fintech dan platform digital lainnya, Bank Indonesia berharap dapat menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif, di mana seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil, dapat mengakses layanan keuangan dengan mudah dan aman. Selain itu, FEKDI juga berfungsi sebagai ajang untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam menciptakan regulasi yang mendukung inovasi, sambil menjaga stabilitas sistem keuangan.

Salah satu sesi yang paling menonjol di FEKDI 2024 adalah diskusi panel bertajuk “The Digital Leap: Paving the Way for Economic & Finance Transformation.” Diskusi ini berfokus pada bagaimana teknologi seperti fintech, kecerdasan buatan (AI), dan big data dapat memfasilitasi transformasi ekonomi dan keuangan Indonesia. Panelis yang terdiri dari perwakilan Bank Indonesia, CEO fintech, dan akademisi, menguraikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan aman.

Direktur Bidang IV Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian / Pj. Gubernur Gorontalo Bapak Rudy Salahudin menjelaskan, dalam kapasitasnya sebagai regulator utama, menekankan bahwa digitalisasi bukan hanya soal mengadopsi teknologi baru, tetapi juga tentang membangun ekosistem yang mendukung inovasi secara menyeluruh. Ini mencakup pengembangan kebijakan yang adaptif terhadap perubahan teknologi, sambil memastikan bahwa risiko yang mungkin timbul, seperti keamanan siber dan privasi data, dapat dikelola dengan baik. Pemerintah juga mengakui perlunya menciptakan regulasi yang tidak hanya responsif terhadap perkembangan teknologi, tetapi juga proaktif dalam mengantisipasi tantangan yang mungkin muncul di masa depan.

Sekretaris direktorat jenderal aplikasi informatika KOMINFO, Bapak I Nyoman Adhiarna menyoroti bagaimana perusahaan fintech di Indonesia telah berhasil memperluas akses ke layanan keuangan, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau oleh bank-bank tradisional. Teknologi digital memungkinkan penyediaan layanan keuangan dengan cara yang lebih efisien dan terjangkau, sehingga masyarakat di daerah terpencil dapat menikmati layanan yang sebelumnya tidak mereka miliki. Namun, di tengah perkembangan pesat ini, para pelaku industri juga menghadapi tantangan regulasi yang kadang-kadang tidak sejalan dengan laju inovasi teknologi. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama yang erat antara regulator dan pelaku industri untuk memastikan bahwa inovasi dapat terus berkembang tanpa mengorbankan stabilitas keuangan.

Sementara itu, Ibu Putri Alam selaku perwakilan Google Indonesia, beliau menyampaikan bahwa Google mendukung visi 2045 pemerintah Indonesia, khususnya dalam aspek Pembangunan Manusia, Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, dan Pemerataan Pembangunan, melalui: Pengembangan infrastruktur yang merata dan terintegrasi dengan berinvestasi pada solusi yang dapat diandalkan di Indonesia. Pemberdayaan sumber daya manusia dengan meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan memberikan pendidikan berkualitas serta akses teknologi. Kontribusi pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan mempercepat kemajuan berbagai industri melalui produk dan layanan yang Google tawarkan.

Beliau juga memberikan perspektif ilmiah mengenai potensi besar yang ditawarkan oleh AI dan big data dalam analisis ekonomi. Teknologi ini memungkinkan pengumpulan dan analisis data dalam skala besar, yang dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam bagi pembuat kebijakan. Dengan analisis yang lebih canggih, kebijakan ekonomi dapat dirancang dengan lebih akurat dan tepat sasaran. Namun, beliau juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara inovasi dan etika, terutama dalam hal privasi data dan transparansi.

Maka dari itu, digitalisasi adalah kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan, namun kita harus menyadari adanya kesenjangan digital yang masih ada, seperti infrastruktur yang belum merata, rendahnya literasi digital, dan kecepatan regulasi yang belum mampu mengikuti laju perkembangan teknologi. Meskipun terdapat tantangan tersebut, ada juga peluang besar untuk meningkatkan inklusi keuangan, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperkuat daya saing ekonomi Indonesia melalui inovasi digital. Untuk memanfaatkan peluang ini, diperlukan upaya integrasi yang berkelanjutan antara pemerintah, sektor swasta, dan seluruh pemangku kepentingan, serta kolaborasi, diversifikasi, dan inovasi untuk mengikuti perkembangan teknologi terbaru yang merupakan kunci untuk tetap kompetitif di era digital.

Wahid Hernanda Arya Ibrahim
STEI SEBI