MAJALAH EKONOMI – Bursa saham Amerika Serikat (AS) anjlok gara-gara Presiden AS Donald Trump menyinggung kemungkinan resesi ekonomi beberapa waktu lalu.
Aksi jual saham berbondong-bondong dipicu kegelisahan pasar terhadap kebijakan tarif Trump. Bahkan, Trump tak menampik kemungkinan resesi karena kebijakan itu.
Saham perusahaan-perusahaan teknologi menjadi sasaran utama aksi jual para investor. Hal itu tercermin dari saham S&P 500 yang turun 8,6 persen dibandingkan rekor terbaik mereka pada 19 Februari.
Tujuh saham unggulan AS di bidang teknologi-Alphabet (GOOG), Amazon (AMZN), Apple (AAPL), Meta (META), Microsoft (MSFT), Nvidia (NVDA) and Tesla (TSLA)-ikut rontok pada penutupan kemarin.
Perusahaan yang dekat dengan pemerintahan Trump pun, Tesla, ikut mengalami nasib serupa. Saham perusahaan milik Elon Musk itu turun 15,4 persen pada Senin.
Saham Tesla sudah terjun 45 persen tahun ini, memusnahkan perolehan mereka sejak November 2024. Hal itu dipicu sentimen negatif publik terhadap keterlibatan Musk di pemerintahan Trump.
Nvidia juga mengalami penurunan harga saham 5 persen. Sementara itu, bintang perdagangan kecerdasan buatan (AI) Palantir (PLNTR) terjerembab 10 persen.