Indeks

Permata MHT Gelar FGD Dorong Putera Betawi Mendunia

Permata MHT Gelar FGD Dorong Putera Betawi Mendunia

JAKARTA — “Anak Betawi bukan lagi jago kandang, anak Betawi sudah mendunia.”

Kalimat itu diucapkan Dr. KH. Marullah Matali, Ketua DPP Permata MHT, saat membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Permata MHT, Diaspora Anak Betawi, yang digelar pada Jumat (24/10/2025) di Hotel Mega Anggrek, Kemanggisan, Jakarta Barat.

FGD yang mengusung tema “Melestarikan Identitas Lokal, Mengembangkan Citra Global” ini menghadirkan sejumlah narasumber inspiratif dari kalangan diaspora Betawi yang kini menetap dan berkiprah di berbagai negara.

Mereka adalah Dr. Eng. Ismail, ahli nuklir lulusan ITB yang kini bekerja di Jepang, Dian Nurhayati, M.I.Kom, profesional komunikasi yang sukses berkarier di Qatar; serta Shandy F. Aditya, BIB., MPBS, putra dari Prof. Sylviana Murni yang saat ini bermukim di Finlandia.

Marullah: Saatnya Anak Betawi Menjelajah Dunia

Dalam sambutannya yang disampaikan secara live streaming, Marullah mengajak seluruh masyarakat Betawi untuk bangga dan percaya diri menghadapi era global.

“Permata MHT akan terus mengajak seluruh kaum Betawi, dan siapa saja yang peduli dengan Jakarta, untuk bergabung di bawah satu semangat persatuan,” ujarnya.

Ia menegaskan, gerakan Permata MHT berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an dan semangat ukhuwah Islamiyah.

“Seluruh umat itu bersaudara. Apa yang dirasakan satu, semestinya juga dirasakan yang lain,” katanya.

Menurutnya, peran masyarakat Betawi kini harus lebih terbuka terhadap perubahan dan globalisasi.

“Anak Betawi jangan jadi katak dalam tempurung. Saatnya menjelajah, belajar, dan berpengaruh di mana pun berada,” tegas Marullah.

Menutup sambutannya, ia mengajak seluruh peserta untuk berkontribusi bagi kemajuan ibu kota.

“Jakarta hari ini menuju kota global. Tugas kita bersama menjadikan Jakarta sejajar dengan kota-kota besar dunia, tanpa kehilangan jati diri Betawi,” ujarnya.

Sebagai moderator dalam FGD ini adalah H.Fikrie Isnaeni S.Kom, yang merupakan anak dari salah satu pendiri Permata MHT, alm H.Djabir Chaidir Fadhil.

Salah satu tokoh Betawi yang juga ikut dalam FGD hari ini adalah Prof. Sylviana Murni, melalui live streaming ia mengatakan, anak Betawi sekarang sudah semakin maju, bahkan sudah mendunia.

“Saya sendiri baru saja mendeklarasikan Betawi Akademia, yang berisikan para Profesor asli anak Betawi, saat ini sudah berjumlah 39 orang, dan akan terus bertambah,” jelasnya.

“Pesan saya cuma satu, sebagai anak Betawi, sehebat apapun adab dan akhlak serta ibadah harus nomor satu. Saya saja sampai hari ini masih tetap belajar mengaji di LBIQ,” ucapnya.

Shandy F. Aditya: Saatnya Betawi Tampil dan Berkontribusi

Dari Finlandia, Shandy F. Aditya menilai masyarakat Betawi memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat global.

“Etnis Betawi termasuk kelompok besar di Indonesia dengan persentase sarjana yang cukup tinggi. Ini menunjukkan fondasi yang kuat untuk terus maju,” katanya.

Shandy mendorong generasi muda Betawi agar memanfaatkan peluang pendidikan, termasuk beasiswa luar negeri.

“Kalau kita bisa bertahan di Jakarta, berarti bisa hidup di mana saja. Tinggal kemauan untuk terus belajar,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga identitas budaya di tengah pergaulan global.

“Diaspora itu tugasnya memperkuat jejaring dan membawa nama baik budaya Betawi di kancah dunia. Jangan pernah malu bilang gue anak Betawi, karena kita sekeren itu,” tuturnya.

Dian Nurhayati: Belajar dan Beradaptasi di Negeri Orang

Sementara itu, Dian Nurhayati, M.I.Kom, yang kini bekerja di Qatar, menceritakan pengalamannya beradaptasi di lingkungan internasional.

“Awal tinggal di luar negeri memang banyak penyesuaian, tapi dari situ justru saya belajar banyak hal,” ungkapnya.

Menurut Dian, kemampuan berbahasa dan keterbukaan terhadap budaya menjadi kunci sukses.

“Kita harus berani mengeksplor diri dan terus belajar di mana pun berada,” ujarnya.

Ia juga tetap aktif memperkenalkan budaya Betawi di Qatar melalui kegiatan komunitas.

“Kami ingin menunjukkan bahwa orang Betawi punya karakter kuat, terbuka, dan mampu beradaptasi di mana saja,” tambahnya.

Dian menutup dengan pesan penuh makna:

“Jangan pernah merasa paling pintar supaya kita mau terus belajar, dan jangan merasa paling kaya supaya kita mau terus bekerja.”

Dr. Eng. Ismail: Dari Rawa Belong ke Jepang

Kisah inspiratif juga datang dari Dr. Eng. Ismail, ahli nuklir asal Rawa Belong yang kini bekerja di Jepang.
“Teknologi tinggi seperti nuklir memang berisiko besar, tapi di situlah tantangannya,” ujarnya.

Lulusan ITB ini menilai Indonesia memiliki sumber daya manusia unggul di bidang energi nuklir, namun belum sepenuhnya didukung kebijakan yang memadai.

“Kalau energi kita stabil, bersih, dan mandiri, Indonesia akan lebih berdaulat,” katanya.

Ismail berpesan kepada generasi muda Betawi agar berani keluar dari zona nyaman.

“Tinggalkan stigma anak Betawi sebagai jago kandang, mari bersaing dengan kemampuan dan kemauan diri. Saya anak pedagang bunga dari Rawa Belong, tapi Alhamdulillah bisa jadi insinyur. Kuncinya belajar dan kuatkan adab di mana pun kita tinggal,” tutupnya.

Permata MHT: Persatuan, Bukan Politik

Dalam kesempatan yang sama, H. Beky Mardani, Ketua I Permata MHT, menegaskan bahwa keberadaan diaspora Betawi menjadi kebanggaan tersendiri.

“Kita patut bersyukur karena anak-anak Betawi kini ada di mana-mana. Mereka berprestasi dan membawa nama baik Jakarta di kancah internasional,” ujarnya.

Sementara itu, H. M. Nuh, Ketua Harian Permata MHT, mengingatkan agar organisasi tidak terjebak dalam kepentingan politik.

“Permata didirikan bukan untuk politik atau komersial, tapi untuk menyatukan orang-orang Betawi. Kita harus tetap kompak dan menjaga marwah,” tegasnya.

Menurut H. M. Nuh, dengan keikhlasan dan persaudaraan, orang Betawi bisa terus berjalan bersama.

“Politik boleh, tapi jangan sampai memecah. Selama kita rukun dan berpadu, insya Allah Betawi tetap tegak,” pungkasnya.

Kegiatan FGD ini turut dihadiri perwakilan Korwil Permata MHT dari lima wilayah, perwakilan anak Betawi di Jabodetabek dan ajaran pengurus DPP Permata MHT, di antaranya H. Supli Ali (Sekjen), H. Hamzah (Bendahara Umum), H.Naman Setiawan, H.Yusron Sjarief, H.Tanto Tabrani, Syahril, serta seniman dan tokoh Betawi seperti H. Sarnadi Adam dan Hj. Tonah.

Exit mobile version