Dubes Kenya Kunjungi UI Jajaki Potensi Kerja Sama Pendidikan

DEPOK – Universitas Indonesia (UI) menerima kunjungan Kedutaan Besar Kenya pada Rabu (25/9), dengan tujuan membahas peluang kolaborasi di bidang pendidikan. Kunjungan ini dipimpin oleh Duta Besar Kenya untuk Indonesia, H.E. Galma Mukhe Boru, didampingi dua pejabat lainnya, Kauthar Mohamed dan Mrs. Maurine Abungu. Pertemuan berlangsung di Gedung Pusat Administrasi Universitas, Kampus UI Depok, dan membahas kemungkinan kerja sama antara UI dan beberapa universitas ternama di Kenya.

Sekretaris Universitas UI, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D., menyambut baik inisiatif ini dan menegaskan bahwa UI telah memiliki hubungan baik dengan sejumlah mahasiswa Kenya yang saat ini menempuh pendidikan di UI. “Kantor Urusan Internasional UI melaporkan bahwa ada 12 mahasiswa Kenya yang memperoleh beasiswa dari UI. Delapan di antaranya menerima beasiswa UI Great, sementara empat lainnya mengikuti program short course di Fakultas Farmasi serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis,” jelas dr. Agustin. Ia menambahkan, kolaborasi ini akan lebih berdampak luas jika didukung oleh kerja sama formal antar universitas.

Duta Besar Galma mengapresiasi sambutan hangat UI dan berharap kerja sama ini dapat mempercepat transformasi pendidikan di Kenya. “Kami masih menghadapi tantangan dalam pendidikan menengah dan tinggi. Oleh karena itu, kami ingin menghubungkan UI dengan universitas terkemuka di Kenya, seperti University of Nairobi, Strathmore University, dan Kenyatta University, untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan di kedua negara,” kata Galma.

Pada pertemuan ini, Kepala Kantor Urusan Internasional UI, drg. Baiduri Widanarko, M.KKK, Ph.D., memaparkan dua skema beasiswa yang dapat diakses oleh mahasiswa Kenya, yaitu UI Great untuk mahasiswa pascasarjana dan UI Shine bagi mahasiswa yang mengikuti program pertukaran selama satu semester. Selain itu, mahasiswa Kenya juga dapat memanfaatkan beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia.

Namun, drg. Baiduri menekankan pentingnya seleksi ketat untuk program ini. Dari 1.000 pendaftar, hanya 20 mahasiswa terbaik yang diterima UI. Oleh karena itu, Pemerintah Kenya perlu memastikan bahwa mereka mengirimkan perwakilan terbaiknya.

Selain program beasiswa, dr. Agustin juga mengusulkan adanya program pertukaran pelajar dan pengajar antara UI dan universitas di Kenya. “Fakultas Farmasi dan FEB UI telah menjalin kerja sama dengan beberapa akademisi Kenya, termasuk dua dosen dari Strathmore University dan Kenya Medical Research Institute. Ini menjadi langkah awal yang baik untuk memperluas kolaborasi ke ranah yang lebih besar,” ujar dr. Agustin.

Menanggapi usulan tersebut, Duta Besar Galma menyatakan dukungan penuh dan menganggap kolaborasi ini sebagai wujud nyata Kerja Sama Selatan-Selatan antara negara-negara berkembang. “Kerja sama ini bisa menjadi pemicu perubahan kebijakan pendidikan di Kenya, khususnya dalam meningkatkan keterhubungan dengan negara-negara yang memiliki program internasional,” katanya.

Kunjungan ini diharapkan akan menjadi langkah awal menuju kerja sama yang lebih erat antara universitas-universitas di Kenya dan UI, serta berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di kedua negara.