DEPOKPOS – Di tengah gempuran era Revolusi Industri 4.0, kemajuan teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia ekonomi. Jika dulu transaksi keuangan hanya mengandalkan uang tunai atau transfer bank konvensional, kini masyarakat mulai beralih ke sistem pembayaran digital. Salah satu bentuk inovasi di bidang keuangan yang mencuri perhatian adalah cryptocurrency, yakni aset digital berbasis teknologi blockchain. Tak hanya sebagai alat tukar, crypto kini dipandang sebagai alternatif investasi modern.
Cryptocurrency merupakan gabungan dari istilah “cryptography” (kode rahasia) dan “currency” (mata uang), yang menggambarkan fungsinya sebagai alat tukar digital tanpa perantara seperti bank. Aset ini memungkinkan transaksi virtual yang lebih efisien dan cepat, namun masih banyak diperdebatkan karena posisinya yang belum sepenuhnya diatur sebagai alat pembayaran resmi di Indonesia. Saat ini, kripto menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat, termasuk mahasiswa manajemen yang mulai melihat potensi investasi jangka pendek maupun panjang.
Sebagai mahasiswa manajemen yang mempelajari dinamika ekonomi dan keuangan, menarik untuk melihat bagaimana aset kripto menciptakan peluang besar, sekaligus menyimpan risiko yang tinggi. Banyak generasi muda tergiur dengan potensi keuntungan besar dalam waktu singkat. Namun, realitanya, harga mata uang kripto sangat fluktuatif. Misalnya, Bitcoin sempat mencapai nilai tertinggi sebelum akhirnya turun drastis. Kondisi ini menuntut investor pemula untuk memiliki pengetahuan dan strategi yang matang, bukan hanya sekadar ikut-ikutan tren.
Fluktuasi harga kripto yang ekstrem juga dipengaruhi oleh lemahnya regulasi. Di Indonesia, misalnya, aset digital ini diatur sebagai komoditas oleh Bappebti, bukan sebagai alat pembayaran. Hal ini menyisakan banyak pertanyaan mengenai perlindungan konsumen dan keabsahan hukum dalam penggunaannya. Mahasiswa manajemen tentu perlu memahami konteks ini sebagai bagian dari analisis risiko dalam pengambilan keputusan investasi.
Meski begitu, teknologi blockchain yang menjadi dasar mata uang kripto memiliki potensi besar untuk diterapkan di berbagai sektor, termasuk logistik, rantai pasok, dan sistem keuangan perusahaan. Dari sudut pandang manajerial, memahami implementasi blockchain dapat menjadi bekal penting dalam merancang strategi bisnis modern yang adaptif terhadap perkembangan digital.
Investasi kripto memang menawarkan peluang yang menggoda, terutama bagi generasi muda yang melek teknologi. Namun, tanpa pemahaman yang cukup, investasi ini bisa berubah menjadi bumerang. Bagi mahasiswa manajemen, penting untuk tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga membekali diri dengan literasi keuangan, pemahaman risiko, dan prinsip kehati-hatian. Dengan pendekatan rasional dan terukur, investasi digital bisa menjadi bagian dari strategi keuangan pribadi yang berkelanjutan.
Patimatul Zakrah
Mahasiswa Universitas Binawan.