Soal Kebudayaan, Fadli Zon Minta Dirinya Diperalat

" Tolong peralatlah kami, kalau tidak jangan salahkan kami kalau kebudayaan Indonesia sulit berkembang"

Soal Kebudayaan, Fadli Zon Minta Dirinya Diperalat

” Tolong peralatlah kami, kalau tidak jangan salahkan kami kalau kebudayaan Indonesia sulit berkembang”

MAJALAH EKONOMI – Menteri Kebudayaan, Dr Fadli Zon meminta seluruh komponen penggiat kebudayaan untuk menjadikan kementeriannya sebagai alat yang bisa digunakan untuk memajukan kebudayaan Indonesia.

” Tolong peralatlah kami, kalau tidak jangan salahkan kami kalau kebudayaan Indonesia sulit berkembang,” tegas Fadi Zon dalam acara Ngopi Pagi di Kementerian Kebudayaan, yang berlangsung Kamis (21/11/2024) di Jakarta.

Dalam sambutan pengantarnya Menteri Fadli Zon menegaskan bahwa masalah kebudayaan sebenarnya sudah dicanangkan para pendiri bangsa tak lama sejak republik ini diproklamirkan . Hal tersebut tertuang dalam pasal 32 UUD 45 yang menyebutkan tentang pemajuan kebudayaan nasional Indonesia, yaitu bahwa negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia. Negara menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Dan negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

Menurut Fadli Zon terbentuknya Kementerian Kebudayaan saat ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan amanah konstitusi tersebut. “Ini salah satu visi besar pemerintah saat ini,” tegasnya.

Menteri berharap agar kementeriannya dapat menjadi rumah bersama untuk pemajuan kebudayaan Indonesia.
Acara Ngopi Pagi yang diinisiasinya merupakan upaya untuk mengurai berbagai persoalan terkait kebudayaan.

“Kami ingin mendengarkan berbagai persoalan yang terjadi dalam rangka pemajuan kebudayaan. Tidak boleh ada yang teringgal, tetapi tentu harus melalui mekanisme yang benar,” ujarnya.

Ia ingin menjadikan kebudayaan sebagai etalase paling depan bangsa Indonesia. “Kebudayaan tidak boleh lagi ditaruh di etelase paling belakang,” tegas menteri yang juga kolektor keris dan wayang ini. Ia menyatakan indonesia adalah negara adidaya dalam hal kebudayaan.

“Tidak ada negara yang memiliki kekayaan budaya sebanyak dan sebesar Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu di acara yang sama Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha mengatakan kata kunci untuk mewujudkan pemajuan kebudayaan adalah kolaborasi antar seluruh komponen dan pemangku kepentingan kebudayaan.

“Karena itu Ngopi Pagi bersama komunitas kebudayaan yang digagas Kementerian Kebudayaan akan terus dilaksanakan dengan mengundang komunitas-komunitas kebudayaan lainnya,” jelas Giring.

Hampir seluruh komunitas dan penggiat kebudayaan yang hadir menyambut baik acara ini. Prof Wiendu Nuryanti dari Stuppa Indonesia menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap penyelenggaraan acara Ngopi Pagi. Ia juga menaruh harapan besar terhadap lahirnya Kementerian Kebudayaan.

“Ini adalah rumah impian yang sudah sejak lama kami nantikan. Semoga rumah ini dapat menjadi tempat untuk menyampaikan segala aspirasi terkait pemajuan kebudayaan untuk siapa pun dan buka selama 24 jam,” harap Guru Besar Arsitektur UGM yang juga Ketua Dewan Juri Indonesia Museum Awards ini.

Acara Ngopi Pagi diinisiasi oleh Kementerian Kebudayaan untuk menjaring aspirasi seluruh komponen pemangku kepentingan kebudayaan. Kali ini yang diundang adalah komunitas kebudayaan, setelah sebelumnya dengan komunitas film dan musik.

Berbagai komunitas dan penggiat kebudayaan hadir dalam acara Ngopi Pagi, mulai dari perkumpulan pencak silat, kelompok pencinta bacaan anak, penggiat puisi, Komunitas Jelajah, asosiasi museum, komunitas angklung, penggiat tari dan teater, penganut aliran kepercayaan dan komunitas budaya lainnya.